Selasa, 13 Oktober 2015

naskah drama



Tema : Pendidikan
Judul : Seminar Pendidikan
Pemeran:
- Ustad Fatan
- Jia
- Kharisma
- Panitia Seminar

Naskah Dialog Drama:

Suatu hari, Jia berlari di sepanjang aula kampus yang cukup padat oleh sekumpulan mahasiswa sebab merupakan jam pergantian mata kuliah. Saat ia melihat sahabatnya, maka ia pun senang bukan kepalang. Sebab tidak sia-sia ia berlari sepanjang lorong aula, saat menemukan apa dan siapa yang dia cari.

Kharisma: “Kamu kenapa kok berlari seperti atlit lar jarak dekat begitu?”
Jia: “ Ya, mencari kamu siapa lagi? Mau kasih ini..”

Seketika Jia menyodorkan selembar brosur dengan cetakan kertas CTS yang memiliki beragam warna serta tulisan yang terlihat sangat menarik. Kharisma segera mengambil brosur cerah tersebut, dan mencoba memahami apa informasi yang diberikan oleh selembar kertas tersebut.

“Seminar Membuat Belajar Selezat Coklat”, seperti itulah kalimat pertama yang etrtera dalam selembar kertas penuh warna tersebut.

Kharisma:”Kapan ini?”
Jia:”Yah, disitu kan sudah ada jadwalnya, di ruang mana, dan pembicaranya siapa..”
Kharisma:”Iya, disini tertulis Ustad fatan Fabtastic sebagai pembicara. Tapi aku baru kenal dengan nama ustad ini.”
Jia:”Iya, beliau penulis asal Yogyakarta, bukunya udah diterbitkan hingga 3 kali loh. Bahkan sudah dipasarkan ke Malaysia.”
Kharisma:”Wah.. hebat, penulis kita sekarang sudah banyak yang go Internasional..”
Jia:”Mau ikut gak? Itu biaya HTM Cuma 5000 perak loh...”
Kharisma:”Ok..”

Akhirnya mereka mengunjungi stand tempat para panitia acara seminar sekaligus bedah buku tersebut.

Panitia:”Selamat siang, ada yang bisa dibantu mbak?”
Jia:”Ada mas, ini kita berdua mau mendaftar acara jumat pagi besok itu.”
Panitia:”Oh.. iya mbak, HTM Rp 5000 bisa dibayar sekarang atau bisa juga pas hari H, terserah mbak berdua saja”
Kharisma:”Sekarang saja mas, daripada kepikiran gak bisa tidur..”

Panitia tertawa mendengar kelakar tersebut, begitu juga dengan Jia. Usai melakukan pembayaran akhirnya mereka berdua menerima kupon undian dan kuitansi pembayaran lunas. Tinggal menunggu hari jumat besok.

Kharisma:”Firasatku acara besok bakal seru..”
Jia:”Begitu juga denganku..”
Mata kuliah terakhir terasapanjang dan membosankan, Kharisma menyadari akan hal tersebut namun urung untuk menunjukkan ketidak antusiasnya. Sebaliknya dengan Jia, dia tidak malu menunjukkan rasa ngantuknya dengan menguap selebar-lebarnya. Memang begitulah wataknya yang kurang antusias dengan pelajaran, buntutnya setiap nilai akhir semester kalau tidak jeblok ya menyedihkan.

Jumat pagi akhirnya tiba, Kharisma dan Jia sudah bersiap-siap naik ke lantai tujuh kampus mereka untuk mengikuti seminar dan bedah buku tersebut. menjadi peserta pertama ternyata memang tidak terlalu buruk. Setelah 45 menit menunggu akhirnya acra dimulai, dibuka oleh panitia yang sekaligus sebagi moderator. Saat yang ditunggu tiba ustad fatan Fantastic akhirnya naik ke podium. Kharisma mendongak dan mengamati sang Ustad yang sekaligus sebagai pembicara.

Kharisma:”Orangnya kecil ya ternyata, tapi kecil cabai rawit..”
Jia:”Mantap memang..!”
Pembukaan dari moderator usai, dan kini sang Ustad mulai mengambil alih acara.
Fatan:”Anda semua pasti bertanya-tanya, bagaimana seorang yang sekecil saya bisa ada disini. Tidak lain adalah karena usaha keras untuk terus beljar dan berusaha.”
Fatan:”Saat masih kuliah, saya sebetulnya bukan mahasiswa dengan otak yang encer. Prestasi akademik saya biasa-biasa saja, namun nilai saya selalu bagus. Menurut anda kenapa bisa begitu?”
Panitia:”Bagi ilmunya pak kepada adik-adik ini..”
Fatan:”Ilmu saya sederhana, rajin bertanya.”
Kharisma:”Bagaimana bisa pak? Kalau bertanya kan belum tentu bisa menjawab soal ujian dan tugas selesai dengan baik...?”
Fatan:”Memang, namun saya tergolong siswa yang aktif. Setiap saya mulai mengantuk terutama untuk mata kuliah penuh teori. Setiap mata mulai terasa berat, saya acungkan jari saya. Bukan karena ingin izin ke toilet membasuh muka..”

Semua peserta dan panitia tertawa serempak.

Fatan:”Namun, karena untuk menghilangkan kantuk yang menyerang. Suatu ketika saat mengerjakan test ujian, solanya seprti yang saya tanyakan. Saya tidak sempat mempelajari bab tersebut, namun tahu jawabannya. Karen apernah menanyakan hal berkaitan materi tersebut.”
Jia:”Wah, boleh dicoba Ustad..”
Fatan:”Saya hindari pula kebiasaan menyontek, sebab menyontek itu termasuk dosa. Saya kan malu, jika saya masuk ke neraka. Kemudian ditanyai penghuni neraka lain, ‘kenapa bisa masuk neraka?’ saya jawab ‘karena menyontek’. Itu kan jawaban yang tidak keren, tidak bonafit. Maka saya mulai mengejar surga dengan langkah kecil. Belajar semampunya dan menghindari menyontek. Hasilnya saya bisa lulus tepat waktu, meskipun bukan yang terbaik. Saya bisa berprestasi meskipun bukan yang tersukses. Itulah hidup!”

Tepuk tangan riuh membahana di setiap sudut ruang seminar tersebut, ditambah pidato yang sangat membangun dan menggugah. Manakala buku yang dikarang oleh Ustad Fatan berisi cara belajar dengan mudah, agar terasa nikmat setiap membuka buku. Isinya pun sangat menarik untuk terus dibuka ke halaman selanjutnya, dengan bahasa yan ringan dan familiar untuk anak muda.

Tanpa terasa acara seminar dan bedah buku pun sampai di akhir acara, sang panitia yang merangkap sebagai moderator pun memberikan penutup. Kemudian sampailah di acara pembagian doorprize dari pihak panitia dan sponsor acara ini.

Panitia:”Di tangan saya terdapat tiga tas bersisi jilbab yang cantik. Untuk hadiah pertama ini kami berikan kepada peserta yang datang paling awal. Mbak yang memakai jilbab biru silahkan maju!”
Kharisma merasa kaget, sebab saat mengatakan jilbab biru panitia menatap ke arahnya dan saat ia meminta konfimasi. Sang panitia memberikan anggukan.

Kharisma:”Terima kasih mbak..”
Panitia:”Iya, semoga jilbabnya suka.”
Kharisma:”Pasti saya suka mbak, dan akan terus saya pakai sebagai ucapan terima kasih yang tidak terkira.”

Akhirnya setiap hadiah terbagi rata untuk beberapa peserta yang beruntung di hari jumat penuh berkah ini. ada yang mendapatkan jilbab, buku gratis, aneka kerajinan, baju koko, dan baju gamis, dll. Sungguh nikmat lebih dalam acara satu ini!


































Skenario Drama

Arda dan ketiga temannya, yaitu Yanto, Nirmala, dan Norman merasa sangat prihatin dengan kesehatan lingkungan di desanya. Kampung mereka menjadi kampung yang kumuh, karena kepedulian masyarakat terhadap kebersihan yang sangat memprihatinkan.

Mereka berempat pun sepakat untuk melakukan sosialisasi kepada warga untuk meningkatkan kepedulian sosial berkaitan dengan menjaga kebersihan lingkungan di desa mereka.

Dialog :

Arda:
Yan, menurut kamu bagaimana sih caranya supaya masyrakat disini itu bisa lebih care dengan kondisi lingkungan?

Yanto:
iya, aku tahu masyarakat didesa kita ini memang sangat tidak prihatin dengan kondisi lingkungan. Lihat aja, sampah berserakan dimana-mana. Aku nggak tahu!

Nirmala:
Bagaimana kalau kita adakan semacam agenda sosialisasi kepada masyarakat supaya mereka bisa lebih terdorong untuk mau menjaga kesehatan lingkungan.

Norman:
Bagus itu, akus setuju dengan ide Nirmala. Soalnya kalau kita biarkan saja, kondisi lingkungan dikampung kita ini makin lama akan makin parah.

Arda:
Lalu agenda sosialisasi kesehatan lingkungan seperti apa yang mau kita lakukan, Mala?

Nirmala:
Persisnya sih aku belum tahu, tapi aku akan mencoba mencari ide yang pas supaya nantinya benar-benar bisa diterima oleh masyarakat.

Karena hari sudah semakin senja, Norman pun mengajak teman-temannya untuk pulan, dan Norman mengajak teman-temannya untuk kembali membahasa agenda Nirmala pada keesokan harinya.

Norman:
Eh.. ini udah mau malam lo! Kita pada pulang dulu yuuk, besok pagi kita ketemuan lagi untuk membahasa ide si Nirmala.

Nirmala:
Okay, kita sudahi dulu pertemuan ini, dan besok pagi kita lanjutkan. Semoga saja nanti aku bisa menemukan ide yang tepat untuk program sosialisasi tersebut.

Arda:
Ya, okay.

Mereka berempat pun akhirnya pada pulang dan keesokan harinya mereka sepakat untuk membahas agenda Nirmala.

Pada keesokan harinya akhirnya mereka berempat kembali mebahas program sosialisasi kepedulian lingkungan.

Arda:
Gimana, Mala, apa kamu sudah menemukan ide?

Nirmala:
Iya, bagaimana kalau besok kita undang warga berkumpul di balai desa kemudian saya akan sampaikan beberapa poin penting kepada mereka terkait dengan kepedulian terhadap kesehatan lingkungan.

Norman:
aku sih setuju saja, tapi poin-poin apa saja yang ingin kamu sampaikan ke publik? Apakah itu bisa diterima nantinya?

Yanto:
Benar juga itu, emangnya kira-kira apa saja yang ingin kamu sampaikan ke masyarakat soalnya apa yang menurut kita baik itu kan  belum tentu bisa diterima oleh mereka.

Nirmala:
Begini, pertama-tama saya akan sampaikan ke mereka dampak dari ketidaksehatan lingkungan dengan merujuk pada kondisi lingkungan kita sekarang. Kemudian saya akan mencoba mendorong kepada mereka untuk bergerak aktif dalam membersihkan lingkungan.

Yanto:
Lalu apalagi? Apa cukup hanya dengan itu saja? Kan kita harus bisa meyakinkan mereka, dan bukan sekedar menyampaikan tentang bahaya ketidakpedulian terhadap lingkungan saja.

Nirmala:
Iya aku tahu, pastinya kita harus punya banyak pembahasan untuk mereka, tapi kamu tenang aja kok, Insya’Allah aku bisa mengatasinya.

Ketiga teman Nirmala pun akhirnya menyetujui ide Nirmala. Keesokan harinya mereka membuat undangan kepada warga setempat untuk berkumpul di balai desa.

Yanto:
Ok, ya sudah kalau begitu aku percaya deh sama kamu.

Norman:
Ok, semoga saja ntar semunya bisa berjalan dengan lancar.

Arda:
Ya, sip! Aku juga akan berusaha meyakinkan mereka dengan semampuku, semoga saja mereka bisa menerima masukan kita.


Sinopsis Drama

Berikut adalah salah satu contoh naskah drama tentang kesehatan yang bisa anda jadikan referensi. Tema kesehatan memang pantas untuk selalu diangkat, mengingat banyak orang yang melepaskan dunia dengan mengalami sakit parah. Hal ini tentu memberikan kita perhatian, sebab dampak ditinggalkan orang terkasih melalui serangan penyakit. Tentunya memiliki nilai trauma tersendiri bagi orang terdekat yang ditinggalkan.

Contoh naskah drama

Tema  : Pendidikan
Judul  : Kesehatan Sang Ibu
Pemeran : 1. Ibu
   2. Fensa
   3. Noftavia
   4. Dokter

Naskah Dialog Drama

Suatu ketika handphone Fensa bergetar di pagi hari, suatu hal yang tidak lumrah sebab nomor yang etrtera adalah nomor kakanya, Noftavia. Merasakan ada hal yang aneh, di pagi buta sudah menelfon padahal biasanya cukup mengirimkan pesan singkat. Fensa langsung mengangkat pada deringan yang pertama.

Fensa:”Halo.. Assalamu’alaikum..”
Noftavia:”Wa’alaikumsalam.. Dek, bisa pulang ke rumah sekarang?”
Fensa:”Ada apa mbak?”
Noftavia:”Pulang bisa pagi ini juga?”
Fensa:”Ada apa dulu, aku harus berangkat kerja. Kalau alasan tidak masuk tidak jelas bisa dikeluarkan!”
Noftavia:”Ibu dek, ibu masuik rumah sakit. Diabetesnya ternyata belum sembuh total. Pulang dulu, tengok ibu. Siapa tahu keadaanya bisa lebih baik.”

Seketika tumpah air mata Fensa medengar sang ibu, yang merupakan pecutnya bekerja dengan giat. Kini terbaring di rumah sakit, ketakutan itu seketika muncul. Namun fensa berusaha menepis dengan kuat.

Fensa:”Iya, aku pulang sekarang...!”

Telepon ditutup segera, Fensa langsung menymbar tas punggungnya ia masukkan sepasang baju yang mudah diraih. Membawa barang seperlunya, dan bergegas menuju ke halte bus terdekat. Sepanjang perjalanan, air mata tak bis adibendung seperti air bah banjir Jakarta yang turun dari wilayah Bogor. Fensa sudah tidak peduli dengan sekeliling yang terus mengamati, sebab dalam benaknya hanya ada ibu, ibu, dan ibu. Tidak ada yang lain lagi.
Setelah tiga jam perjalanan yang melelahkan dan panjang, akhirnya Fensa sampai di rumah sakit di kabupaten kota kelahirannya. Ia bergegas memencet nomor kakaknya, Noftavia menanyakan ruang rawat sang ibu.

Noftavia:”Di ruang manggis, kamar no 4 ya dek. Disini ada dokter yang masih memeriksa ibu..”
Fensa:”Iya kak..”

Sampailah Fensa di kamar sang ibu, di samping ranjang ada dokter dan perawat serta kakanya tersayang. Sementara di ranjang pesakitan, kini terbaring tubuh malaikat penyemangatnya selama ini. Kaget Fensa melihat keadaan ibunya, namun sang ibu bukannya terlihat sakit tak berdaya. Justrus eulas senyum tersungging penuh ikhlas dan penawar rasa khawatir.

Fensa:”Ibu wajahnya kok bisa begini?”
Ibu:”Tidak apa-apa..”
Fensa:”Dok, ibu kok bisa begini kenapa?”
Dokter:”Ada komplikasi yang cukup rumit dari diabetes yang diderita ibu anda.”
Fensa:”Apa itu?”
Dokter:”Ada komplikasi di saluran pencernaan, yakni usus dan lambung. Paling para komplikasi di ginjal. Sehingga membuat ibu anda sukar membuang sampah dlaam tubuhnya mbak.”
Noftavia:”Sudah 2 hari kemarin ibu tidak bisa buang air kecil maupun besar, tidak juga bisa keluar keringat dek..”
Dokter:”cairan yang tidak bisa keluar, baik keringat maupun air seni karen aginjal yang terganggu. Mengakibatkan kulit ibu anda menggembung berisi cairan. Untuk sementara mengguankan infus khusus agar bisa kencing dan berkeringat.”

Fensa:”Apakah bisa diatasi dok?”
Dokter:”Untuk sementara bisa dengan infus ini. Namun selebihnya semoga diberikan kemudahan dari-Nya!”
Noftavia:”Saya masih bingung dok, apa penyebab komplikasi ginjal ini?”
Dokter:”Dari hasil pemeriksaan, ibu saudara sepertinya sering mengkonsumsi minuman instan. Padahal tidak baik bagi penderita diabetes, penumpukan ini berakibat pada ginjal ibu anda.”

Terkejut sudah pasti, namun tetap saja hanya bisa tabah dan berusaha menjalani cobaan ini dengan selalu berhusnuzdon pada-Nya. Sang dokter meninggalkan ruangan, beserta perawatanya.

Noftavia:”Tadinya ingin rawat jalan saja agar lebih hemat, tapi dokter tidak mengijinkan. Kondisi ibu tidak stabil dek, obat infus ini mahalnya luar biasa. Ibu juga tidak mau makan nasi, hanya mau makan buah. Itupun tidak seberapa jumlahnya.”

Tangisan kini berderai makin deras, Fensa tidak kuasa untuk tidak menahannya. Merasa bersalah, membiarkan ibunya memperburuk kesehatan yang sudah kurang baik sedari dulu oleh diabetes. Sang ibu memang gemar minum minuman yang manis, apalagi jika minum minuman instan yang praktis cara membuatnya. Namun nasi sudah menjadi bubur, berharap ibunya bisa bertahan dan melalui ini semua adalah jalan yang terbaik.

Fensa:”Soal biaya nanti dipikirkan, sekarang biar ibu sehat dulu.”
Noftavia:”Iya dek, tapi mau dapat uang darimana? Seharusnya kita ikutkan ibu asuransi kesehatan agar tidak tunggang langgang begini.”
Fensa:”Sudah kak, jangan disesali. Kalau sudah rezeki tidak akan kemana, toh ini ibu kita, ibu yang baik. Dan selalu beramal dengan sesamanya. Pasti kita diberikan jalan.
Noftavia:”Semoga saja”

Siang ini kedua saudara saling menguatkan satu sama lain, saling berjanji saat ibu sudah sehat mereka akan memperhatikan hal remeh sekalipun. Tanpa terkecuali perihal minuman yang dianggap sepele.

Ibu:”Kapan sampai sa?”
Fensa:”Barusan bu.. ibu kenapa tidak mau makan? Nanti gak bisa minum obat, kapan sembuhnya?”
Ibu:”gak apa-apa.”
Fensa:”Ibu selalu saja bilang ‘gak apa-apa’. Yang sakit apa bu? Perutnya sakit kalau makan?”

Pertanyaan ini hanya dijawab dengan gelengan, Fensa semakin sedih. Wajah dan sekujur tubuh ibunya terlihat penuh keriput. Karen akulit yang tadinya menggembung karena penumpukan cairan kini tepah kempis dan meinggalkan bekas. Bekas yang sangat menyakitkan, mencerminkan penderitaan ibunya yang tidak perbah diungkapkan kepada kedua putrinya.

Setelah seminggu di rumah sakit, akhirnya sang ibu boleh pulang. Namun setelah melakukan permohonan dengan sangat kepada tim dokter. Sebab keterbatasan biaya, yang membuat merawat di rumah sakit menjadi amat sangat berat. Keputusan yang diambil sudah bulat, ibu akan dirawat di rumah oleh Noftavia. Sebab fensa harus ebkerja untuk mencari biaya berobat sang ibu setiap bulannya. Semakin hari keadaan ibu memang semakin membaik, meskipun sejak keluar dari rumah sakit. Sang ibu suda tidak pernah lagi berpijak di tanah dengan kedua kakinya. Kesehatan itu mahal harganya, sakit berat seharusnya tetap dijaga asupan konsumsi hariannya.



















TUHANKU
Oleh Herawati Mansur

Tuhanku...
Aku bersujud kepadamu
untuk mendapat ridho darimu
Aku menyebut asmamu
untuk memujamu

Tuhanku...
Aku takkan pernah lelah
untuk selalu bersujud kepadamu
Aku takkan pernah letih
untuk selalu menyebut asmamu

Tuhanku...
Tuntunlah aku menuju jalanmu
Ridhoilah aku di setiap langkahku
Rahmatilah aku di setiap aktivitasku

Wahai tuhanku...
Jadikanlah tidurku sebagai ibadahku
Jadikanlah tangisku sebagai pengahapus dosaku
dan Jadikanlah aku bidadari syurgamu






CINTA TANAH AIR
Oleh Muqtafaiz

Andaikan engkau cinta
Jangan buat ia kecewa
Jika engkau sayang jua
Sediakan madu di lidahnya

Katanya cinta Indonesia?
Mengapa kau gores luka?
Madu, susu, anggur jua harus tertuju padanya
Bukan belati, duri, atau tirta dusta

Di wajahnya kita bernyawa
Lantaran airnya kita bahagia
Syukur, kita hidup di tanah kaya raya
Bukan bangsa yang penuh merana

Tetapi mengapa?
Paras jelita dikotori dusta
Meneror, korup, bertengkar, dan adu domba
Hanya membuat Indonesia terluka

Bila memang sungguh cinta
Pepohonan permai harus dijaga
Lautan luas harus dipenjara
Keindahan negara tak boleh sirna



SALAMKU UNTUK WAKTUMU
Oleh Mimpiku Mengejar Matahari

Selamat pagi, cintaku
Tatkala fajar merayap menggugah jiwamu
Inginku selipkan rinduku diantara embun semu
Yang menyeruak dicela-cela jendela hatimu
Menyambutmu dalam harapan dan doaku

Selamat siang, kekasihku
Jangan tunjukkan wajah lusuhmu
Jangan palingkan aura ayumu
Hanya karena terlalu cerianya terik sang mentari menyengat luruhmu
Mendekatlah, akan aku seka peluhmu dengan lembut jemariku

Selamat sore, belahan jiwaku
Aku tak ingin bila awan hitam menyakiti semburat jinggamu
Aku tak mau jika mendung melukai senjamu
Saat kepenatan membekap sekujur jiwamu
Lekaslah sunggingkan senyummu untukku

Selamat malam, bidadariku
Beristirahatlah, pandanglah dengan anganmu
Biarlah mata indahmu mereka-reka hari esokmu
Diatas pembaringan membuai sepimu
Semoga senantiasa memimpikanku




Pantun Nasihat

Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelan
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.








Pantun Muda

Walaupun enak makan dengan bakwan
Lebih enak makan dengan tahu
Walaupun enak jalan dengan teman
Lebih enak jalan dengan kamu

Manis manis sekepal gula
Lebih manis sesendok madu
Manis manis senyum si janda
Lebih manis senyum bibirmu

Dari Natal pergi ke Tiku
Di Airbangis singgah dahulu
Kalau adik ragu hatiku
Boleh abang cari yang baru


Ayam boleh, ikan pun boleh
Yang penting ada nasinya
Hitam boleh, Putih pun boleh
Yang penting baik hatinya

Hari ini tidak punya henpon
Kampungan tampaknya
Kalau sehari tidak ditelepon
Kelimpungan rasanya





Pantun Teka-Teki

Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki

Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di hidung


Burung nuri burung dara
Taman pesisir taman kayangan
Cobalah cari wahai saudara
Makin diisi makin ringan

Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya








Cerpen Remaja "Arti Seorang Sahabat"
Doni merupakan sahabat Nita yang sudah berteman semenjak mereka berada dibangku sekolah dasar. Doni dan Nita adalah sahabat yang sudah merasakan berbagai macam pengalaman yang mereka jalani bersama, baik dikala sedih maupun senang.
Doni sangat perhatian terhadap Nita. Doni seringkali mengorbankan kepentingan pribadinya demi Nita yang sangat dihargainya. Doni tidak jarang meluangkan banyak waktunya demi kepentingan sahabatnya tersebut. Seperti halnya Doni, Nita juga bersikap yang sama terhadap Doni. Nita sangat perhatian dan selalu memastikan sahabat tercintanya ini dalam keadaan baik-baik saja.
Jika ada masalah mereka saling berbagi dan mencoba mencari jalan keluar bersama. Mereka terus menjalin persahabatan baiknya meski pada saat-saat yang sangat sulit. Doni tidak letih memberikan dorongan moril kepada Nita tatkala Nita sedang dirundung banyak masalah. Disisi lain, Nita juga selalu menjadi pelita dalam kehidupan Doni dengan ketulusannya sebagai seorang teman sejati.
Tanggal 12 bulan Nopember 1989 merupakan hari ulang tahun Nita yang 18. Sore itu Nita mengundang Doni agar jangan sampai melewatkan acara hari jadinya yang sudah menginjak 18 tahun tersebut. Nita tentunya sangat mengharapkan kedatangan Doni pada acara party ulang tahunnya, terlebih lagi ini merupakan ulang tahunnya yang ke 18 tahun yang tentunya ia sangatlah special.
Doni lantas berpikir untuk memberikan kado apa diulang tahun sahabatnya yang special ini mengingat ulang tahun sahabatnya kali ini adalah bertepatan dengan usianya yang ke 18 tahun. Setelah selesai merenung akhirnya Doni merasa menemukan sebuah kado yang tepat yang akan diberikan kepada Nita dihari ulang tahunnya nanti. Doni memang sangat perhatian dan selalu ingin menjadi sahabat yang baik untuk Nita.
Malam itu tepat diadakannya acara pesta ulang tahun Nita. Semua sahabat Nita yang diundang dalam acara tersebut sudah terlihat ramai memenuhi rumah Nita tempat diadakannya acara tersebut. Sudah jam 20.00 tapi Doni mash belum terlihat batang hidungnya. Nita terlihat murung menantikan kedatangan sahabat tercintanya yang tidak juga kunjung datang padahal waktu sudah semakin malam.
15 menit kemudian telepon rumah berdering. Ibu Nita yang menjawab panggilan tersebut.

Ibu Nita : Hello… Siapa ini?
Doni : Ini aku Doni Tante, Nita nya ada Tan?
Ibu Nita : Oh kamu Don, kok nggak datang sih? Ni dari tadi Nita nungguin kamu?
Doni : Justru itu Tan, aku mau minta maaf sama Nita soalnya aku nggak bisa datang malam ini soalnya aku masih dalam perjalan pulang, jalannya macet total.
Ibu Nita : Ok, Tante panggilin Nita.

Ibu Nita pun lantas menghampiri Nita yang masih terlihat mundar-mandir dihalaman rumah.

Ibu Nita : Nita!
Nita : Ya bu
Ibu Nita : Telepon dari Doni

Nita bergegas menuju ruangan tempat dimana telepon tersebut berada untuk menanyakan kepada sahabtanya tersebut mengapa dia tidak datang padahal selama ini dia selalu datang diacara ulang tahunnya tanpa pernah absen sekalipun.
Usai selesai berbicara dengan Doni akhirnya Nita merasa tenang dan lantas kembali kehalaman rumah untuk berbincang-bincang dengan para sahabatnya yang hadir pada acara tersebut. 
Nita mengerti bahwa Doni adalah sahabatnya yang sangat baik serta perhatian. Dia tidak akan melewatkan acara pentingnya selagi dia masih sanggup berjalan. Meski acara ulang tahunya yang ke 18 tahun in itidak dihadiri sahabat tercintanya tersebut, namun setelah Doni memberikannya kabar bahwa dia sedang terjebak kemacetan Nita pun akhirnya sangat lega, dan dia tetap percaya bahwa Doni merupakan sabat sejatinya yang sangat baik dan senantiasa care terhadap dirinya.




















kisah perjuangan seorang remaja

Rita adalah seroang remaja berusia 16 tahun yang berasal dari keluarga yang kehidupannya sangat memprihatinkan. Untuk mendapatkan sesuap nasi saja keluarga Rita harus susah payah, dan sering kali Rita rela tidak makan demi adiknya.

Rita memiliki seorang adik berusia 11 tahun. Dengan konsisi keluarga yang kehiduapannya jauh dari kata layak, Rita tetap berusaha untuk tegar, dan menyikapi hidup secara positif. Rita putus sekolah tingkat menengah akhir lantaran orangtuanya tidak lagi memiliki uang untuk membiayainya.

Rita sangat menayangkan nasib adiknya. Dengan kesulitan yang dihadapi keluarganya, Rita selalu berpikir tentang masa depan adiknya kelak. Meskipun dia sendiri sudah sangat terdesak dan tersiksa dengan konsinya, namun bagi Rita masa depan adiknya masih menjadi perhatian utama buat dia.

“Jika saya seperti ini, mungkin hal ini bisa saya hadapi. Tapi, bagaimana dengan adik saya kelak?”. Itulah pertanyaan dan kekhawatiran yang selalu hinggap dibenak Rita. Meskipun sudah sangat dipersulit dengan kondisinya, namun Rita tetap berusaha untuk mencari jalan keluar, tanpa merasa letih.

Pada sutu hari Rita mencoba melamar pekerjaan disebuah pekerjaan swasta dengan berbekal ijazah SMP yang dia miliki. Sayang, setelah mendapatkan panggilan interview Rita tidak diterima karena dianggap tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.

Uang sebesar 10.000 rupiah yang dikumpulkan Rita selama satu minggu dia gunakan untuk membeli surat kabar untuk mencari informasi lowongan kerja terbaru. Terus berusaha mencari informasi dan tanpa mengenal rasa putus asa.

Pagi itu Rita membeli surat kabar disebuah kios sekitar 1 KM dari rumahnya. Dalam surat kabar tersebut tertera sebuah informasi lowongan terbaru untuk lulusan SMP dan SMA. Rita lantar menuliskan surat lamaran, dan menggunakan sisa uang membeli koran tadi untuk membeli materai.

Setelah menunggu selama tiga hari, Rita mendapatkan panggilan untuk wawancara. Setelah selesai melakukan sesi wawancara, tanpa disangka-sangka akhirnya Rita berhasil mendapatkan pekerjaan. Perusahaan tersebut menerima Rita untuk ditempatkan dibagian pengawasan store.

Rita sangat senang, dan kegemberiaan dia sungguh luar biasa. Setibanya dirumah, dia lantas memeluk erat adiknya. Dalam hati dia berbisik kepada adiknya “kakak haru bisa memberikan jalan buat kamu, karena kakak tidak ingin kamu bernasib seperti kakak”.







Penyesalanku Terhadap Sahabatku Yang Telah Pergi

Aku sekarang duduk di kelas SDN SENGON 01 Batang Pekalaungan. Aku cukup terkenal di sekolah ini. Dan yang buat aku senang di sini aku mempunyai 3 orang sahabat. Kita berempat selalu bersama, mau jajan, mau ke kamar mandi dan kelompok upacara pun kita berempatan juga. Oh ya nama 3 orang sahabatku dia Ayu, Safira dan yang paling deket sama aku yaitu Dwi. Bahkan kita pun bisa dianggap “GENG” di kelas.
Suatu hari waktu itu kami mau menyeberang jalan raya. Saat itu lalu lintas sedang macet. Namun kali ini kami tidak berempat kami berlima. Dia yang kelima namanya Rani, anak kelas 6. Aku gak manggil dia Mbak atau Kakak. Soalnya dia itu orangnya sok-sok baik ke aku. Emang sih dia itu lumayan baik, tapi gak tahu kenapa aku risih sama dia, menurut aku dia itu terlalu lebay. Aku tipe orang yang gak suka orang lebay. Bahkan aku kadang manggil dia Mrs. Lebay. Tapi gak tahu kenapa dia tetep baik sama aku.
Saat mau nyeberang aku nyuruh Rani duluan, soalnya kalau macet aku gak berani nyeberang. Rani udah nyampe trotoar, tinggal aku masih di tengah. Tiba-tiba! ada truk dari arah kanan kenceng banget aku gak sadar. Rani teriak, “Awas ada truk dari kanan!”
Menyadari itu aku langsung Teriak. “Kyaaaaaa!!!” Tiga temanku yang di belakang juga shock banget.
Tapi kok aku gak ngerasa ketabrak ya. Cuma pusing aja. Perasaan tadi ada yang dorong. Ternyata! Rani terkapar lemas di tengah jalan. Darah mengucur deras dari kepalanya. Dan banyak orang mengelilinginya termasuk 3 sahabatku, mereka menangis. Aku pun menghampirinya, aku juga menangis.
“Ran, aku minta maaf, gara-gara aku kamu jadi begini, yang kuat ran. Aku janji kalau kamu udah sadar aku akan manggil kamu Mbak Rani.”
Lalu ramai-ramai orang pun membawa Rani ke rumah sakit QIM. Kita pun mengabari kedua orangtua Rani, Ibunya Rani menangis tak henti-henti.
Setelah menunggu beberapa jam, Dokter pun menghampiri kami, Dokter mengatakan bahwa Rani ingin menemuiku, aku langsung masuk ke ruang ICU ditemani Ibu Rani.
“Yasmin, untunglah kamu selamat, aku cuma mau bilang, tolong dong nyanyiin aku lagu nina bobo. Aku cape, aku pengen tidur.” Kata Rani.
“Iya Mbak.” aku pun menyanyikan lagu nina bobo.
Setelah selesai menyanyikan lagu nina bobo, Rani pun tertidur sambil tangannya ku pegang. Namun aku tidak merasakan denyut nadinya, aku memberitahu Ibunya. Kita yang panik langsung memanggil dokter. Ibu Rani langsung menangis tak henti-henti setelah dokter mengatakan bahwa Rani telah tiada. Aku yang shock langsung keluar ruangan dan memberitahu teman yang lain. Mereka pun juga ikut menangis.
Aku menyesali perbuatanku yang terdahulu ke dia. Selamat tinggal Rani. Maafkan aku atas aku yang dulu dan terima kasih atas kebaikanmu.




Pidato Tema Budi Pekerti
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Pertama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kita bisa berkumpul pada kesempatan kali ini.
Bapak dan ibu Guru yang saya hormati, dan juga teman temanku yang saya cintai dan saya banggakan. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba berpidato dengan tema Budi Pekerti.
Manusia diciptakan dengan beragam perbedaan. Perbedaan inilah yang membuat manusia menjadi saling membutuhkan dan menjalani kehidupan sosial. Pada dasarnya manusia sangat berbeda dangan makhluk hidup lainnya. Kita memiliki akal, pikiran dan keinginan untuk melakukan sesuatu hal.
Namun terkadang melakukan sesuatu yang kita anggap baik, namun orang lain beranggapan bahwa itu salah. Sehingga persepsi mulai muncul. Untuk menyamakan persepsi inilah manusia mulai membentuk adat istiadat, budaya dan mulai mengenal budi pekerti. Budi pekerti sama halnya dengan masalah hubungan antara manusia. 
Di Sekolah kita diajarkan ilmu pengetahuan, teknologi, agama dan budi pekerti. Budi pekerti inilah yang membuat manusia beradap dan bertingkah laku sebagai mana mestinya. Sekolah kita mengajarkan budi pekerti agar kita siap berbaur dengan masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat yang terpelajar dan berkelakuan baik.
Budi pekerti sangatlah penting untuk menopang kehidupan manusia yang lebih baik. Tanpa budi pekerti seorang yang cerdas dalam berbagai hal, ilmu pengetahuan dan teknologi saja maka dia akan cenderung menggunakan kemampuannya itu untuk hal yang salah. Merugikan orang lain atau bahkan merugikan dirinya sendiri. Ilmu yang dimanfaatkan dengan cara yang salah dapat merusak alam semesta, merusak keseimbangan alam dan terjadi kerusuhan dimana-mana.
Teman-temanku yang saya sayangi,
Begitu pentingnya budi pekerti sehingga banyak yang menerapkannya sejak anak berusia dini. Kita diajarkan untuk bersopan santun terhadap orang yang lebih tua, diajarkan untuk bertamu dengan adat dan istiadat yang baik serta berlaku jujur dimanpun dan kapanpun kita berada. Hal semacam inilah yang dikenal dengan budi pekerti.
Seorang yang memiliki karakter dengan budi pekerti luhur dan baik niscaya akan menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negera. Berguna bagi orang di sekitar kita dan menjadikan dirinya pemimpin dan panutan orang lain.
Menerapkan budi pekerti bukanlah hal yang mudah. Terkadang kita terbawa emosi atau terbawa nafsu untuk berbuat hal yang salah. Walaupun demikian, kita sebagai manusia yang berakal seharusnya mengetahui hal yang salah dan yang benar. Meninggalkan sesuatu yang salah dan melakukan hal yang benar.
Semoga dengan melakukan hal yang baik dan benar kita akan menjadi manusia yang berguna di masa akan datang.
Demikian pidato singkat dari saya semoga bermanfaat, jika ada sesuatu yang salah saya ucapkan mohon maaf yang setulus-tulusnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Pidato Bertema Puasa
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh
Alhamdulillahirrabil alamin wasalatu wasalamu asrafil anbiya iwal mursalin wa’ala alihi wasahbihi azmain.
Bapak dan ibu guru yang saya hormati dan teman temanku yang saya cintai dan banggakan. Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan kasih sayangNya kita dapat berkumpul di pagi yang cerah ini. Tak lupa, shalawat serta salam kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Siapa yang masih ingat rukun Islam yang ke-empat? Betul sekali, puasa. Puasa dilakukan dengan menahan lapar dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Dengan berpuasa kita dibiasakan untuk menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu. Kita dianjurkan untuk melakukan puasa karena banyak manfaat yang akan didapat dari melakukannya.
Puasa merupakan salah satu dari rukun islam oleh karenanya kita sebagai muslim wajib menjalankannya. Hal tersebut juga dijelaskan dalam Kitab Suci Al Quran dan Sunnah. Bahkan Nabi Muhammad SAW menjelaskan supaya kita memperhatikan dan wajib menjaga puasa kita agar bangunan iman kita menjadi sempurna.
Jika ada seseorang mengaku muslim namun meninggalkan puasa maka ia termasuk orang yang kufur. Dan apabila orang yang tidak mengerjakan puasa karena malas tetapi dalam hatinya ia meyakini bahwa puasa wajib maka dia telah melakukan dosa yang besar. Para ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang puasa.
Ada yang berpendapat bahwa bagi yang telah berbuka puasa dan tidak berpuasa satu hari saja di bulan Ramadhan maka ia wajib mengqadla puasanya 12 hari. Ada juga yang berpendapat bahwa orang tersebut wajib menggantinya selama satu bulan. Pendapat dari al-Nakhai, Waqi' bin al-Jarrah menyatakan bahwa ia harus menggantinya 3000 hari.  Dari semua pendapat tersebut ada pendapat yang paling kuat dan dipercaya, yaitu wajib mengqadla tanpa kafarah dan cukup bertaubat tanpa harus qadla.
Teman-temanku yang saya cintai,
Selain puasa wajib, dalam islam kita juga disarankan untuk melakukan puasa sunnah. Puasa sunnah adalah puasa yang boleh dikerjakan dan boleh juga tidak dikerjakan. Saya mengajak teman-temanku semua untuk mulai melakukan puasa sunnah agar kita semakin dekat dengan Alloh dan mendapat pertolongan-Nya kapanpun dan dimana pun.
Puasa adalah salah satu bentuk ibadah umat islam. Berpuasa menjadikan kita lebih taat dan taqwa kepada-Nya. Mari mulai saat ini menjadikan puasa menjadi ibadah rutin yang kita lakukan.
Ada puasa yang dilakukan setiap dua hari sekali yang dikenal dengan puasa Daud, ada pula puasa yang dilakukan setiap hari senen dan kamis. Puasa ini dikenal dengan puasa senen kamis. Mari memulai ibadah puasa ini menjadi kegiatan keseharian kita.
Demikian pidato singkat yang bisa saya berikan, semoga bisa menjadi kebaikan bagi kita semua dan manfaat bersama. Jika ada hal yang kurang berkenan dari yang saya uraikan tadi, mohon maaf atas kekhilafan.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh
Pidato Menjelang Ujian Nasional

Assalamu’allaikum Wr.Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Bapak dan Ibu guru serta teman-temanku yang saya sayangi. Puji dan syukur marilah kita panjatkankepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada hari inikita dapat bertemu dalam kondisi yang sehat. Pada kesempatan kali ini saya juga sangat bersyukur bisa berdiri di  sini di depan teman-teman semua untuk mengucapkan sepatah dua patah kata.
Beberapa hari lagi adalah hari yang sangat menentukan masa depan kita selanjutnya. Selama tiga tahun lamanya kita telah belajar di Sekolah ini, sudah saatnya kita menguji hasil belajar kita. Mau tidak mau walaupun terasa berat kita tetap harus menghadapi Ujian Nasional yang diselenggarakan Serempak oleh Negara.
Teman-temanku yang tercinta,
Ujian nasional bukanlah momok yang menakutkan, bukan pula sesuatu yang harus dihindari. Melainkan justru membuat kita lebih bersemangat belajar dan mendalami ilmu yang telah kita raih selama 3 tahun yang lalu. Selain berusaha kita juga wajib berdoa agar mendapatkan hasil yangmaksimal. Usaha tanpa doa akan menjadi sia-sia, doa tanpa usaha juga tidak akan ada hasil. Untuk itu marilah kita ikhtiar terhadap semua yang kita usahakan dan cita-citakan bersama.
Ujian yang akan kita jalani adalah saesuatu yang tidak perlu dicemaskan, asalkan kita telah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa pasti akan mendapatkan hasil yang baik. Kecemasan yang kita alami justru akan membuat pikiran kita tidak berjalan dengan baik, sehingga alhasil justru membuat usaha kita tidak maksimal. Semoga tahun ini sekolah kita bisa kembali mencapai tingkat kelulusan 100% di Ujian Nasional. Amin.
Waktu akan terus berjalan tanpa henti, jika kita hanya mencemaskannya saja bukanlah hal yang bijak. Pada kesempatan kali ini saya ingin mengajak kepada teman-teman sekalian untuk memanfaatkan waktu dengan baik dan berbuat semaksimal mungkin.
Pertama, saya megajak teman-teman agar saling bahu membahu dalam belajar dan memecahkan permasalahan soal mulai saat ini. Kecuali pada saat mengerjakan soal ketika ujian berlangsung. Jika kita saling bekerja sama dan belajar bersama pasti akan memberikan hasil yang lebih baik. Bagi yang sudah mengerti bisa mengajarkan pada yang belum bisa, dan sebagainya.
Kedua, perbanyaklah memanfaatkan waktu untuk mengerjakan soal soal prediksi ujian nasional. Semakin banyak soal yang kita kuasai maka akan semakin matang untuk menghadapi ujian nasional.
Ketiga, Perbanyak beribadah dan beramal baik. Dengan demikian hati kita terasa tenang dan kita akan terbantu pada saat menghadapi ujian nasional.
Demikian pidato yang bisa saya sampaikan, semoga bisa membantu dan memberi wawasan baru. Semoga pula kita semua lulus 100%.
Bila ada salah kata mohon maaf dan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar