Etimologi
Kata virus berasal dari bahasa
Latin virion yang berarti 'racun', yang pertama
kali digunakan di bahasa Inggris tahun 1392. Definisi "agen yang
menyebabkan infeksi penyakit" pertama kali digunakan tahun 1728, sebelum
ditemukannya virus sendiri oleh Dmitri Iwanovsky tahun
1892.
Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut
disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi
di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup
karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau
RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein,
atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang
digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur
hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang
menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme
sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang
menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Sejarah penemuan
Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron.
·
Virus telah menginfeksi sejak zaman sebelum
Masehi, hal tersebut terbukti dengan adanya beberapa penemuan-penemuan yaitu
laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglif di Memphis, ibu
kota Mesir kuno (1400 SM) yang menunjukkan adanya penyakit poliomyelitis,
selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun
1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang virus smallpox.
·
Pada zaman sebelum Masehi, virus endemik yang
cukup terkenal adalah virus smallpox yang menyerang masyarakat Tiongkok
pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798, Edward
Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap
virus pox. Hal tersebut diduga karena virus pox yang terdapat pada sapi,
melindungi manusia dari pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian
merupakan pelopor penggunaan vaksin.
·
Pada tahun 1880, Louis
Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory"
yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada saat itu juga
terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal hingga saat ini
yaitu:
1. Agen
penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
2. Agen
harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in vitro
3. Ketika
kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka dapat
menimbulkan penyakit
4. Agen
yang sama dapat diambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi
tersebut
·
Penelitian mengenai virus dimulai dengan
penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan
Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia
teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena
tidak berhasil menemukan mikroba pada getah tanaman tersebut, Mayer
menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang
lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
·
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan
bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih
dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan,
yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga
masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang
dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck
dari Belanda
menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat
bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah
beberapa kali ditransfer antartanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan
sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum,
yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
·
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan
Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati
filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun, mereka menyimpulkan bahwa
patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
·
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika
Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini
dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga
merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan
Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
·
Pada tahun 1911, Peyton
Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam
yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker. Selain
itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan
pori-pori yang tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu
sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal
tersebut juga dapat menyebabkan kanker. Rous menyimpulkan kanker disebabkan
karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang
sehat. Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu
virus yang dapat menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).
·
Pada tahun 1933, Shope papilloma virus
atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope
merupakan model kanker
pertama pada manusia yag disebabkan oleh virus. Dr Shope melakukan percobaan
dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci
domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.
·
Wendell
Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada
tahun 1935. Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus
(TMV). Stanley mengemukakan bahwa virus akan dapat tetap aktif meskipun setelah
kristalisasi. Martha Chase dan Alfred
Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofag.
Bakterofage merupakan virus
yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam sel
bakteri.
Struktur dan anatomi virus
Model skematik virus berkapsid
heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.
Virus adalah organisme subselular
yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring
bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya.
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.
Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai
ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat
berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat
untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan
genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh
suatu lapisan pelindung. Protein
yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada
tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau
bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang
disebut kapsomer.
Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral berisi asam nukleat dan ekor
untuk menginfeksi inang.
Untuk virus berbentuk heliks,
protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan
genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung
dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.
Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada
virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang
didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat
pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada
dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Virus cacar air memiliki selubung
virus.
Kapsid virus sferik menyelubungi
genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat
seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer
hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk
simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid
virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai
contoh, virus hepatitis B
memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus
bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan
lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam
penginfeksian sel.
Beberapa jenis virus memiliki unsur
tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan memiliki selubung
virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein
dan glikoprotein
yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga
membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada
"kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag
untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion.
Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan
kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
Patogenesis
virus
Macam-macam
infeksi virus
Virus
dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi inangnya. ada
yang berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu
besar. Infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga
berakibat fatal. Akibat dari infeksi akut adalah:
- sembuh tanpa kerusakan (sembuh total); sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya polio;
- berlanjut kepada infeksi kronis; kematian.
- Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko gejala penyakit muncul kembali. Contoh dari infeksi kronis adalah:
- silent subclinical infection seumur hidup, contoh: Cytomegalovirus (CMV);
- periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh: HIV
- reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh: shingles;
- penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh: HBV, HCV;
- kanker, contoh: HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.
Replikasi
virus
Replikasi virus terdiri atas
beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel,
replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.
Pelekatan
virus
Pelekatan virus (adsorpsi)
merupakan proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor
pada permukaan sel inang. Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul
reseptor seluler dengan antireseptor pada virus. Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya
untuk proses pelekatan yaitu koreseptor.
Molekul reseptor yang target pada
permukaan sel dapat berbentuk protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.
Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki lebih dari satu reseptor sehingga mempunyai
beberapa rute untuk berikatan dengan sel.
Reseptor virus mempunyai beberapa
kelas yang berbeda:
- molekul immunoglobulin-like superfamily
- reseptor terkait membran
- saluran dan transporter transmembran
Beberapa contoh virus beserta
reseptor yang dimiliki:
- Human rhinovirus (HRV)
Human rhinovirus
memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).
Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi normalnya adalah untuk
mengikatkan sel kepada substratnya. struktur ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain
C dan V sehingga digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin
Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan
dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).
Sepuluh serotipe dari HRV menggunakan ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh
serotipe lainnya menggunakan protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.
- Poliovirus
Poliovirus
mempunyai reseptor virus berupa protein
membran integral yang juga anggota dari molekul superfamily
immunoglobulin.
Reseptor ini memiliki tiga domain
yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.
- Virus influenza
Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase. HA akan berikatan dengan reseptor virus influenza yang
berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid). Virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang ada pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada
permukaan sel. Adanya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan
virus influenza bisa berikatan dengan banyak tipe sel
Penetrasi
Penetrasi terjadi pada waktu yang
sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran
sel. Proses
ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:
- Translokasi partikel virus
Proses translokasi relatif jarang terjadi di antara virus
dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.
- Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
Proses endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk
virus ke dalam sel. Tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang telah
digunakan untuk pengikatan reseptor.
- fusi dari sampul dengan membran sel (untuk virus yang bersampul)
Proses fusi virus bersampul dengan membran sel baik secara
langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam
sitoplasma. Diperlukan adanya protein fusi spesifik dalam sampul virus, misalnya: HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.
Pelepasan
mantel
Tahap ini terjadi setelah proses
penetrasi dimana kapsid virus baik seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke
dalam sitoplasma sel inang. Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks
nukleoprotein. Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana
dan terjadi selama fusi
pada membran virus dengan membran
plasma. untuk virus lainnya, tahap ini merupakan proses multistep
yang melibatkan jalur endositosis
dan membran nukleus.
Replikasi
genom dan ekspresi gen
7 Klasifikasi Baltimore.
Strategi replikasi dari beberapa
virus tergantung pada material genetik alami dari virus tersebut.
Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan David
Baltimore. Proses ekspresi gen akan menentukan semua proses infeksi
virus (akut, kronis, persisten, atau laten).
- Kelas I: DNA utas ganda
Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok.
1.
Replikasi terjadi di inti dan
relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae,
Herpesviridae)
2.
Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae).
virus ini melibatkan semua faktor-faktor yang penting untuk transkripsi dan
replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat
replikasi dari inangnya.
- Kelas II: DNA utas tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas
ganda intermediate sebagai cetakan untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)
- Kelas III: RNA utas ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing
segmennya ditranskripsi secara terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA
individual. contoh: Reoviridae
- Kelas IV: RNA utas tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA
membentuk mRNA yang ditranslasikan untuk membentuk suatu polyprotein yang
dipecah membentuk protein matang. Contoh: Picornaviridae
- Kelas V: RNA utas tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe:
1.
Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae),
Tahap pertama dalam replikasi adalah transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh
virion RNA-dependent RNA polimerase untuk menghasilkan monosistronik
mRNA yang juga sebagai cetakan untuk replikasi genom.
2.
Genom bersegmen (Orthomyxoviridae),
replikasi terjadi di dalam nukleus dimana monosistronik mRNA untuk
masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.
- Kelas VI: RNA utas tunggal (+) dengan DNA Intermediat
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan
tidak dipakai secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk reverse
transkriptase menjadi DNA.
- Kelas VII: DNA utas ganda dengan RNA Intermediat
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase,
tetapi berbeda dengan retrovirus, prosesnya terjadi di dalam partikel virus
selama maturasi (Hepadnaviridae).
Perakitan
Perakitan merupakan proses
pengumpulan komponen-komponen virion pada bagian khusus di dalam sel. Selama proses ini, terjadi pembentukan struktur partikel
virus. Proses ini tergantung kepada proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari
sel. mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang
berbeda-beda. Contoh : proses perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu proses perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.
Pematangan
Pematangan merupakan tahap dari
siklus hidup virus dan bersifat infeksius. Pada
tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan
dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk
yang matang. protease
virus dan enzim seluler lainnya biasanya terlibat dalam proses ini.
Pelepasan
Semua virus kecuali virus tanaman
melepaskan diri dari sel inang melalui dua mekanisme :
- untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan proses yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar.
- untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati membran , proses ini dikenal sebagai budding.
Proses pelepasan partikel virus
kemungkinan bisa merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).
Klasifikasi
virus
Virus dapat diklasifikasi menurut
morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.
- Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam
nukleat dan juga protein membran terluarnya (sampul) menjadi 4 kelompok, yaitu:
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat: DNA atau
RNA.
- Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi
menjadi:
- Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus diklasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur
fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
- Virus tipe I: DNA utas ganda
- Virus tipe II = DNA utas tunggal
- Virus tipe III = RNA utas ganda
- Virus tipe IV = RNA utas tunggal (+)
- Virus tipe V = RNA utas tunggal (-)
- Virus tipe VI = RNA utas tunggal (+) dengan DNA perantara (intermediat)
- Virus tipe VII = DNA utas ganda dengan RNA perantara
Contoh-contoh
virus
Virus
RNA
Virus RNA merupakan virus yang
memiliki materi genetik
berupa RNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus
kelas III hingga VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.
Retroviridae
Retroviridae merupakan virus
berbentuk ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif yang nantinya akan diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna untuk mengubah RNA menjadi DNA. DNA yang dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA
sel inang sebagai provirus. Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, dapat
menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor. Sifatnya yang ganas tersebut disebabkan salah satunya
karena virus ini mudah mengalami mutasi.
Salah satu genus dari familia ini yang paling terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.
Picornaviridae
Picornaviridae berukuran kecil.
Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus
kelas IV dalam klasifikasi Baltimore. Virus
dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di antaranya
adalah penyakit polio yang disebabkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang
disebabkan oleh Rhinovirus.[
Orthomyxoviridae
Orthomoxoviridae merupakan virus
yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk
dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore. Ciri
khan dari virus ini adalah virus ini memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA). Hemmaglutinin merupakan bagian virus yang menempel pada sel
target oleh sebab itu antibodi
terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari infeksi virus. Neuraminidase berperan untuk melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi terhadap NA dapat menekan
tingkat keparahan infeksi virus.
Virus ini diklasifikasikan menjadi
empat kelompok yaitu:
- Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus). Virus influenza tipe A dapat mengalami antigenic drift dan antigenic shift. Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak dapat mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman. Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang disebabkan karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak ada atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik dapat terjadi.
- Influenza tipe B
- Influenza tipe C
- Tick-Borne Influenza; virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.
Arbovirus
Arbovirus merupakan singkatan dari Arthropoda-Borne
virus yaitu virus yang berasal dari kelompok Arthropoda.
Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu:
- Togaviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.
- Flaviviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.
- Bunyaviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.
- Reoviridae, contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak.
Virus
DNA
Virus DNA merupakan virus yang
memiliki materi genetik
berupa DNA, kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus
kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.
Herpesviridae
Herpesviridae merupakan kelompok
virus berukuran besar dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga
dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam
kelompok ini dapat menyebabkan penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan
kelainan pasca kelahiaran pada bayi.
Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :
- Alpha Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga. infeksi virus ini bersifat laten persisten disebabkan karena kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang. jika kondisi inang sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit dapat muncul kembali pada tempat yang sama. Contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.
- Beta Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier. virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital). Contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.
- Gamma Herpesvirus, virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas. Contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.
Parvoviridae
Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga
termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore. Virus
ini tidak memiliki selubung virus dan merupakan virus manusia yang berukuran paling kecil. Virus merupakan virus yang tidak sempurna sehingga perlu
berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering disebut Adeno-Associated Virus(AAV). Salah satu contoh kelompok ini adalah virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.
Poxviridae
Poxviridae merupakan virus dengan
materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk dalam kelas I
dalam klasifikasi Baltimore. Ciri
khas dari virus ini adalah virus ini memiliki morfologi besar dan kompleks. Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah Smallpox. Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat besar diseluruh dunia. sekarang virus Smallpox sudah dimusnahkan.
Virus
Raksasa
Pandoravirus
merupakan jenis virus berukuran sangat besar dengan genom yang jauh lebih besar
dibanding virus-virus lain yang sudah lebih dulu dikenal. Pandoravirus disebut
sebagai virus super raksasa, karena ukurannya mengalahkan virus berukuran
raksasa lain seperti Mimivirus atau Megavirus.
Meski berukuran raksasa, namun tetap
tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Virus ini ditemukan peneliti dari
Prancis Jean Michael
Claverie dari Universitas Mediterranée.
Pandoravirus berukuran seribu kali
lebih besar dibanding virus influenza yang berukuran 100 nanometer.
Pandoravirus memiliki 2.556 gen (200 kali lebih banyak dari virus influenza).
Ukuran Pandoravirus lebih besar dua kali lipat dari Megavirus yang hanya
memiliki 1.120 gen.
Peranan
virus dalam kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat
dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.
Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus
diubah menjadi gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada
Purdue's School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia
kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology,
Edisi 15 Desember 2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus
Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit
(paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan
terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Virus sangat dikenal sebagai
penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh
ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari
inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus
campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies
menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired
immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya
daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang
secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel
berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh virus.
Selain manusia, virus juga menyebabkan
kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan. Tidak
sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang
sakit atau hasil panennya yang berkurang.
Penyakit
hewan akibat virus
Penyakit tetelo, yakni jenis
penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new
castle disease virus (NCDV).
Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan
kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang
anjing, kucing, dan monyet, disebabkan oleh virus rabies.
Penyakit
tumbuhan akibat virus
Penyakit mosaik, yakni jenis
penyakit yang menyerang tanaman tembakau.
Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis
penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro. Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya
adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).
Diagnosis
di laboratorium
Deteksi, isolasi, hingga analisis
suatu virus biasanya melewati proses yang sulit dan mahal. Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan
fasilitas besar dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga ahli
dari berbagai bidang, misalnya teknisi, ahli biologi
molekular, dan ahli virus. Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau
dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pencegahan
dan pengobatan
Karena biasanya memanipulasi
mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode
pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses
infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.
Penyembuhan penyakit akibat infeksi
virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
virus. Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi
bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.
Infeksi virus atau bakteri pada
umumnya menimbulkan demam, hanya saja infeksi bakteri akan meningkatkan kadar Sel
darah putih, sedangkan infeksi virus tidak,
tetapi infeksi bakteri, virus bahkan jamur akan meningkatkan kadar Antibodi
M (IgM), tetapi pemeriksaan IgM agak
mahal. Pemeriksaan Sel darah putih ataupun IgM tidak dapat menentukan jenis
penyakitnya, tetapi kedua pemeriksaan tersebut hanya mengindikasikan penyakit
tersebut diakibatkan oleh apa. Jika biaya menjadi kendala, maka pemeriksaan Sel
darah putih saja sudah cukup, karena infeksi virus tidak dapat diobati dengan
anti-biotik dan pada umumnya infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya (virus
self limiting life) dengan istirahat (istirahat penuh di ranjang, jika perlu)
dan gizi yang cukup, kecuali HIV
dimana untuk diagnosis awal diperlukan pemeriksaan CD4 yang relatif murah.
PENYAKIT-PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS PADA
MANUSIA
CACAR
AIR
Cacar
air adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus, yang disebut virus varicella-zoster. Cacar hanya
mengidap manusia sekali selama hidup. Disarankan untuk menjaga
kekebalan tubuh untuk menghindari virus ini. Gejalanya adalah; demam,
pilek, lemah, letih, lesu dan kemudian muncul ruam kemerahan di tubuh berisi
cairan. Cacar air ini akan sembuh dengan sendirinya, jangan berusaha untuk
memecah cacar air tersebut, karena akan meninggalkan bekas luka. Penderita
hendaknya dikarantina agar tidak menulari orang lain, dan usahakan tetap mandi
agar terhindar kuman dan bakteri yang berkembang biak pada kulit.
HERPES
Herpes adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus herpes simpleks. Herpes dapat menyerang kulit, mulut dan alat
kelamin (herpes genetalis). Herpes dikenal dengan penyakit radang
pada kulit yang ditandai dengan ruam kemerahan dengan gelembung-gelembung
berisi air yang mengelompok. Herpes menular melalui kontak langsung atau
melalui bersin, batuk, pakaian yang terkena cairan dari herpes. Cara menangani
herpes adalah menjaga agar gelembung tersebut tidak pecah agar tidak mejnadi
jalan masuknya kuman atau bakteri.
POLIO
Polio adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus, yang disebut polivirus. Polio menyebabkan kelumpuhan
bagian tubuh, terutama pada kaki. Virus ini masuk melalui
mulut kemudian menginfeksi saluran usus, masuk melalui aliran darah
dan menyerang saraf pusat hingga menyebabkan kelumpuhan permanen dalam hitungan
jam. Balita berusia 3 hingga 5 tahun rawan terserang polia, karena sistem
imunitas balita belum sekuat orang dewasa. Polio menular melalui kontak antar
manusia, feces yang terkontaminasi virus.
COMMON INFLUENZA
Common influenza atau biasa disebut
flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang disebut virus
influenza. virus influenza sangat mudah menular dan ditularkan oleh si
penderita melalui udara. virus ini menyerang saluran pernafasan sehingga si
penderita mengalami kesulitan bernafas. gejala yang timbul akibat influenza
adalah pilek, demam, pusing, batuk kering hingga batuk berdahak, kerongkongan
gatal, hidung mampet, meler, bersin-bersin hingga hidung memerah,badan terasa
pegal-pegal.
EBOLA
Ebola adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus ebola. Penyakit ini sangat mengerikan karena tubuh si
penderita akan mengalami pendarahan di seluruh tubuh pasien. Gejala yang lain
adalah; demam, muntah, diare dan badan terasa sakit. Penyakit ebola adalah
penyakit paling mematikan dengan kesempatan hidup bagi pasien adalah 0%,
penderita ebola tidak dapat diselamatkan dan bisa langsung meninggal dalam
jangka waktu siklus 6 hingga 20 hari. Penularan penyakit ini melalui kontak
langsung antara kulit dengan kulit. Belum ditemukan obat atau vaksin untuk
penyakit ebola.
HEPATITIS
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis a, b,
non a dan non b. hepatitis dikenal dengan penyakit kuning atau liver karena
virus ini menyerang hati. penyebab penyakit hepatitis adalah terinfeksi virus,
adanya gangguan metabolisme tubuh, mengkonsumsi alkohol, autoimun, komplikasi
karena penyakit lain, terlalu banyak dan sering mengkonsumsi obat-obatan dll.
RUBEOLA
Rubeola, yang disebut campak 10 hari atau campak merah,
adalah suatu infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh paramiksovovirus.
Campak biasanya dijumpai pada anak dan ditularkan dari orang melalui percikan
liur (droplet) yang terhirup. Masa inkubasi asimtomatiknya adalah 7 sampai 12
hari sebelum penyakit muncul. Penyakit ini sangat menular. Penyakit aktif
ditandai oleh gejala-gejala awal (prodmoral) yang di ikuti oleh ruam.
GONDONG
Gondong/beguk dikenal dalam istilah medis sebagai parotitis
epidemik atau juga mumps. merupakan penyakit menular yang sering terjadi pada
anak-anak dan remaja di antara umur lima hingga lima belas tahun, namun jarang
terjadi pada bayi. kebanyakan orang terjangkiti oleh gondong hanya sekali dalam
seumur hidupnya, namun kemungkinan tetap ada, yaitu sekitar 10 persen. Gondong disebabkan oleh virus mumps
yang menyerang kelenjar-kelanjar air liur di mulut, utamanya menyerang
kelenjar-kelenjar parotis yang terletak pada tiap-tiap sisi wajah bawah dan di
depan telinga. masa inkubasinya sekitar dua minggu. artinya ketika seseorang
sehat tertular (kontak) dengan penderita gondong, baru pada dua minggu kemudian
penyakit itu muncul/terjadi. Penularan gondong sering terjadi karena
tetesan/percikan cairan dari mulut, hidung dan tenggorokan ketika mereka yang
dijangkiti gondong mengalami batuk atau bersin, lalu selanjutnya terhirup oleh
orang lain.
DEMAM
KUNING
Demam kuning: penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
virus yang disebut flavivirus. Pada kasus-kasus yang parah, infeksi virus
menyebabkan demam yang tinggi, perdarahan kedalam kulit, dan necrosis
(kematian) dari sel-sel dalam ginjal dan hati. Kerusakan yang dilakukan pada
hati dari virus berakibat pada jaundice yang parah yang menguningkan kulit.
Makanya, "kuning" dalam "demam kuning."demam kuning dapat
dicegah dengan vaksinasi. Vaksin demam kuning adalah vaksin virus hidup yang
dilemahkan. Ia direkomendasikan untuk orang-orang yang berpergian ke atau hidup
di area-area tropis di amerika dan afrika dimana demam kuning terjadi. Karena
ia adalah vaksin hidup, ia harus tidak diberikan pada bayi-bayi atau
orang-orang dengan pelemahan sistim imun.
SARS
Sars adalah penyakit sindrom saluran pernafasan akut yang
disebabkan oleh virus, yaitu virus sars. Penyakit ini pertama kali muncul di
provinsi guangdong, tiongkok dan kemudian merebak menjadi sebuah wabah ke
beberapa negara melalui bandara dimana terdapat banyak orang dari berbagai
negara. Sars dapat dikenali dengan beberapa gejala seperti; demam tinggi di
atas 38 derajat celcius, batuk, radang tenggorokan, gejala gastrointestinal,
badan terasa pegal atau myalgia dan gejala yang lainnya. Sars dapat diobati dan
dapat disembuhkan.
DIARE PADA BAYI
DIARE PADA BAYI
Diare
pada bayi baru biasanya disebabkan karena virus yang disebut rotavirus. Selain
itu, diare juga bisa disebabkan oleh bakteri, alergi susu sapi, atau keracunan
makanan bila bayi sudah makan makanan padat pertamanya. Gejala-gejala yang
mengikuti diare pada bayi: Fesesnya
cair, frekuensi bab meningkat dari yang biasa 2 – 5 kali sehari menjadi tiga
kali lipatnya atau lebih, kadang
disertai muntah dan demam, bayi
jarang buang air kecil yang menandakan bayi dehidrasi. Cara mengatasi diare
pada bayi: tetap beri bayi ASI agar tidak dehidrasi. Pastikan cairan yang masuk
ke tubuh bayi adekuat. ASI diberikan perlahan tapi terus menerus tanpa henti
selama sekitar 10 – 30 menit, pemberian oralit untuk bayi harus atas petunjuk
dokter, bila bayi sudah makan, beri dia makanan yang mudah dicerna seperti
pisang dan kentang.
KUTIL
Kutil
merupakan suatu jaringan yang tumbuh dan terinfeksi oleh Human Papilloma Virus
(HPV) pada sel kulit, sehingga menyebabkan sel tersebut tumbuh dengan cepat dan
membentuk tonjolan yang tidak menyenangkan untuk dilihat. Pada umumnya kutil
bisa menyebar secara meluas dengan kontak fisik secara langsung dan apabila
dibersihkan bisa berakibat kutil balik lagi dan semakin memburuk. Tidak hanya
terjadi pada bagian telapak kaki, kutil juga bisa menyebar ke bagian kulit yang
lainnya, seperti pada jari-jari tangan maupun kaki, siku, lutut, alat kelamin
atau bagian lain dari kulit. Untuk cara menghilangkan kutil kita bisa
menggunakan konsep atau cara alami.
COMMON COLD
Common Cold (pilek, selesma) adalah suatu reaksi inflamasi
saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus Rhinovirus, Virus
influenza A, B, C, Virus Parainfluenza, Virus sinsisial pernafasan. Semuanya
mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita.
Common cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan
sendirinya. Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertular
pilek pada suatu saat dibandingkan waktu lain. Kedinginan tidak menyebabkan
pilek atau meningkatkan resiko untuk tertular. Kesehatan penderita secara umum
dan kebiasaan makan seseorang juga tampaknya tidak berpengaruh. Gejala
dan tandanya adalah sesak nafas dengan/ tanpa sumbatan hidung, bersin-bersin,
tenggorokan gatal, hidung meler, batuk, suara serak, lemas, sakit kepala, demam
(biasanya ringan), gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari,
meskipun batuk dengan atau tanpa dahak,seringkali berlangsung sampai minggu
kedua.
MOLLUSCUM CONTAGIOSUM
Molluscum contagiosum (MC) adalah infeksi virus pada kulit
atau kadang-kadang pada membran mukosa. MC hanya menjangkiti manusia, seperti
cacar. Namun, ada beberapa jenis virus-virus pox yang menjangkiti banyak
mamalia. MC yang menjangkiti manusia adalah sebuah jenis virus DNA poxvirus
yang disebut molluscum contagiosum virus (MCV). Ada empat jenis MCV, MCV-1
sampai 4; MCV-1 adalah yang paling lazim dan MCV-2 terlihat pada orang dewasa
dan biasanya ditularkan lewat hubungan seksual. Infeksi MC paling umum pada
anak-anak berusia satu sampai sepuluh tahun. MC dapat mempengaruhi setiap
daerah kulit namun yang paling umum terdapat pada badan, lengan, dan kaki. Hal
ini menyebar melalui kontak langsung atau pemakaian bersama barang-barang
seperti pakaian atau handuk.
LYMPHOCYTIC CHRORIOMENINGITIS
Lymphocytic choriomeningitis (LCM) adalah infeksi arenavirus
pada membran yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang dan dari cairan
cerebrospinal. Lymphocytic choriomeningitis merupakan virus RNA dan merupakan
sepupu ringan dalam keluarga yang berisi arenaviruses jauh lebih mengancam jiwa
yang menyebabkan demam hemmorrhagic . Gejala LCM terjadi dalam dua tahap . Yang
pertama ( prodrome ) tahap dapat menghasilkan demam, menggigil , nyeri otot ,
batuk , dan muntah . Pada tahap kedua , gejala meningitis karakteristik sakit
kepala, leher kaku , kelesuan , dan mual dan muntah dapat terjadi . Pada orang
dewasa , komplikasi jarang terjadi dan pemulihan bahkan mungkin terjadi sebelum
tahap kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar