Suatu ketika, hiduplah seorang anak yang rajin dan pintar
bernama Malin Kundang. Dia tinggal di pantai dengan ibunya yang tua. Mereka
hidup harmonis dan cukup bahagia meskipun hidup dalam kemiskinan.
Suatu hari, sebuah kapal besar berlabuh ke pantai dekat desa
Malin. Orang-orang dari kapal besar meminta masyarakat untuk bergabung dan
bekerja di kapal mereka karena mereka akan pergi ke berdagang antar
pulau. Malin Kundang sangat tertarik, ia ingin bergabung dengan kapal
besar karena ia ingin meningkatkan kualitas hidup keluarganya. Tapi, Ibu Malin
khawatir dengan Malin, sehingga Malin tidak mendapatkan izin dari ibunya.
Kemudian, Malin masih terus argumen sampai ibunya berkata ya. Akhirnya, ia
bergabung dan berlayar bersama kapal besar tersebut.
Setelah lima tahun kemudian, Malin Kundang menjadi pedagang
yang kaya karena dia sukses di perdagangan Antar Pulau. Setelah itu, ia menikah
dengan putri cantik dari pedagang kaya yang lainnya. Kemudian, dia kembali ke
desanya dengan istrinya yang cantik tersebut. Istrinya tidak tahu
keluargasebenarnya dari Malin dan keturunannya. Mendengar berita baik tersebut,
Ibu Malin berjalan cepat mendekati Malin dengan kebahagiaan. Dia membawa
sepiring kue Bika karena Malin sangat menyukainya. Tapi, apa yang ia dapatkan,
Malin bertindak seolah tidak pernah tahu siapa dia. Malin tidak mengakui bahwa
perempuan tua itu sebagai ibunya yang miskin, dan kemudian dia menendang kue
Bika yang dibawa oleh ibu Malin sampai hancur berkeping-keping.
Sang ibu sangat patah hati karena Malin durhaka dengan dia,
wanita yang mengurusinya dari kecil dantelah melahirkannya. Kemudian, ibunya
mengatakan bahwa jika dia bukanlah malin yang dai kenal, dia akan pergi dengan
kebahagiaan. Tapi, jika ia benar-benar Malin, dia mengutuk Malin menjadi batu.
Tiba-tiba, kapal besar Malin Kundang terombang-ambing oleh
hujan besar dan badai. Hal itu membuat semua kru di kapal besar tesebut
terpental keluar. Malin menyadari bahwa itu kesalahannya yang durhakakepada
ibunya. Guntur datang ke kapal besar dan kapal terbagi bagi menjadi banyak
kepingan. Beberapa potongan datang ke desa malin itu. Akhirnya, ibunya
menemukan Malin Kundang sujud dan ia menjadi batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar