Pada zaman dahulu di sebuah desa
Dadapan hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ibu yang bernama
Mbok Rondo dan 2 orang anaknya yang bernama Bawang Merah anak kandungnya dan
Bawang Putih yang merupakan anak tirinya sedangkan ayah mereka telah meninggal
dunia. Mbok Rondo selalau bertindak yang tidak adil kepada kedua anaknya. Ia
hanya sayang kepada Bawang Merah yang merupakan anak kandungnnya daripada
Bawang Putih yang merupakan anak tirinya. Mereka berdua sangat jahat kepada
Bawang Putih. Ia selalu disuruh untuk melakukan pekerjaan rumah.
Pada suatu hari, Mbok Rondo
menyuruh bawang putih untuk mencuci di sungai. Ketika ia sedang mencuci, salah
satu selendang milik ibunya hanyut. Bawang putih berlari untuk mengambilnya
kembali. Namun, semuanya sia-sia. Dia kehilangan selendang itu. Akhirnya dia
memutuskan untuk pulang. Ketika ia pulang, ibu tirinya sangat marah dan
mengusirnya, “Dasar anak tidak berguna, Cari selendang itu dan jangan kembali
sebelum kau menemukannya” ibu tirinya barkata. Kemudian Bawang Putih mencari
Selendang itu. Dia mensusuri pinggiran sungai untuk menemukan selendang ibu
tirinya. Setelah lama mencari dan hari sudah mulai gelap, Bawang Putih bertemu
dengan seorang pengembala yang sedang memandikan sapinya di suangai. Bawang putihpun
bertanya, “Maaf Paman, Apakah kau melihat selendang ibuku yang hanyut di sungai
ini” tanya bawang putih. “Aku melihatnya hanyut ke sebuah rumah yang berada di
tepi ujung sungai ini” jawab pengembala itu.
Bawang Putih pun bergegas pergi
ke rumah tersebut. ketika hari sudah menjadi malam, ia tiba disebuah rumah yang
dimaksud oleh paman pengembala itu. Dia pun mendekat dan mengetuk pintu rumah
itu. “Permisii!!” bawang putih berkata. Kemudian seorang nenek yang sudah tua
dan menyeramkan datang. “Siapa kau ? dan apa yang mau kau lakukan di rumahku?”
tanya nenek itu. “Aku Bawang putih dan aku sedang mencari selendang merah milik
ibuku yang hanyut ke rumah ini” jawab Bawang putih. “Ohhh selendang merah itu,
selendang itu ada di dalam rumahku, ayo masuklah” perintah nenek itu.
Bawang putih melihat selendang
ibunya itu, “Bolehkah aku membawanya pulang?” pinta Bawang Putih. “jadi
selendang itu milik Ibumu, Baiklah aku akan memberikannya padamu. Namun, kau
harus tinggal di rumahku selama beberapa hari untuk membantuku” Jawab nenek
itu. Karena Bawang Putih takut dimarahi lagi oleh ibunya, dia pun menyetujui
permintaan nenek itu. Akhirnya Bawang Putih tinggal bersama nenek tersebut
selama beberapa hari. Dia membantu semua pekerjaan rumah nenek itu seperti
memasak, mencuci dan membersihkan pekerjaan rumah.
Setelah beberapa hari Bawang
putih di perbolehkan pulang oleh nenek itu. “Bawang Putih kau telah banyak
membantuku, ambilah selendang ini dan pulanglah kerumah mu” kata nenek itu.
Bawang Putih senang sekaligus sedih karena harus berpisah dengan nenek itu.
“Sebelum kau pergi aku memiliki hadiah untukmu. Kau boleh memilih salah satu
dari labu ini” Perintah Nenek itu. Akhirnya Bawang Putih memilih labu yang
kecil untuk dibawanya pulang.
Ketika sampai dirumah, ia
memberikan selendang tersebut kepada ibu tirinya, kemudian bawang putih
membelah labu tersebut. Bawang Putih terkejut melihat ternyata labu tersebut
berisi emas dan permata. Ibu tiri dan Bawang merah terkejut dan iri kepada
bawang putih. Kemudian mereka memaksa bawang Putih menceritakan dari mana dia
mendapatkan labu itu. karena mereka tamak, Ibunya tetap memarahinya karena ia
memilih labu yang kecil. Ibu tirinya menyuruh bawang merah untuk melakukan hal
yang sama dengan bawang putih. Dimulai dari menghanyutkan selendang ke sungai
dan menginap di rumah nenek tua itu. Namun, Bawang merah sangat malas, dia
tidak pernah membantu nenek itu. Ketika ia hendak pulang, ia meminta labu
kepada nenek itu. Nenek itu memberikannya kemudian bawang merah memilih labu
yang paling besar dan pulang kerumah.
Setelah sampai rumah, ibunya
gembira melihat bawang merah membawa labu yang besar, “pasti emas dan perhiasan
di labu ini lebih banyak dari pada milik bawang putih” ibunya tertawa gembira.
Namun, setelah dibelah, ia kaget ternyata bukanlah emas yang ada di dalam labu
itu melainkan ular dan serangga beracun. Mereka berdua berlari ketakutan.
Akhirnya mereka menyadari perbuatannya dan meminta maaf kepada bawang putih
karena telah berbuat yang tidak baik kepadanya. Bawang Putih yang baik hati pun
memaafkan mereka berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar