Minggu, 11 Oktober 2015

Bawang Merah dan Bawang Putih singkat




Pada zaman dahulu di sebuah desa Dadapan hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ibu yang bernama Mbok Rondo dan 2 orang anaknya yang bernama Bawang Merah anak kandungnya dan Bawang Putih yang merupakan anak tirinya sedangkan ayah mereka telah meninggal dunia. Mbok Rondo selalau bertindak yang tidak adil kepada kedua anaknya. Ia hanya sayang kepada Bawang Merah yang merupakan anak kandungnnya daripada Bawang Putih yang merupakan anak tirinya. Mereka berdua sangat jahat kepada Bawang Putih. Ia selalu disuruh untuk melakukan pekerjaan rumah.
Pada suatu hari, Mbok Rondo menyuruh bawang putih untuk mencuci di sungai. Ketika ia sedang mencuci, salah satu selendang milik ibunya hanyut. Bawang putih berlari untuk mengambilnya kembali. Namun, semuanya sia-sia. Dia kehilangan selendang itu. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang. Ketika ia pulang, ibu tirinya sangat marah dan mengusirnya, “Dasar anak tidak berguna, Cari selendang itu dan jangan kembali sebelum kau menemukannya” ibu tirinya barkata. Kemudian Bawang Putih mencari Selendang itu. Dia mensusuri pinggiran sungai untuk menemukan selendang ibu tirinya. Setelah lama mencari dan hari sudah mulai gelap, Bawang Putih bertemu dengan seorang pengembala yang sedang memandikan sapinya di suangai. Bawang putihpun bertanya, “Maaf Paman, Apakah kau melihat selendang ibuku yang hanyut di sungai ini” tanya bawang putih. “Aku melihatnya hanyut ke sebuah rumah yang berada di tepi ujung sungai ini” jawab pengembala itu.
Bawang Putih pun bergegas pergi ke rumah tersebut. ketika hari sudah menjadi malam, ia tiba disebuah rumah yang dimaksud oleh paman pengembala itu. Dia pun mendekat dan mengetuk pintu rumah itu. “Permisii!!” bawang putih berkata. Kemudian seorang nenek yang sudah tua dan menyeramkan datang. “Siapa kau ? dan apa yang mau kau lakukan di rumahku?” tanya nenek itu. “Aku Bawang putih dan aku sedang mencari selendang merah milik ibuku yang hanyut ke rumah ini” jawab Bawang putih. “Ohhh selendang merah itu, selendang itu ada di dalam rumahku, ayo masuklah” perintah nenek itu.
Bawang putih melihat selendang ibunya itu, “Bolehkah aku membawanya pulang?” pinta Bawang Putih. “jadi selendang itu milik Ibumu, Baiklah aku akan memberikannya padamu. Namun, kau harus tinggal di rumahku selama beberapa hari untuk membantuku” Jawab nenek itu. Karena Bawang Putih takut dimarahi lagi oleh ibunya, dia pun menyetujui permintaan nenek itu. Akhirnya Bawang Putih tinggal bersama nenek tersebut selama beberapa hari. Dia membantu semua pekerjaan rumah nenek itu seperti memasak, mencuci dan membersihkan pekerjaan rumah.
Setelah beberapa hari Bawang putih di perbolehkan pulang oleh nenek itu. “Bawang Putih kau telah banyak membantuku, ambilah selendang ini dan pulanglah kerumah mu” kata nenek itu. Bawang Putih senang sekaligus sedih karena harus berpisah dengan nenek itu. “Sebelum kau pergi aku memiliki hadiah untukmu. Kau boleh memilih salah satu dari labu ini” Perintah Nenek itu. Akhirnya Bawang Putih memilih labu yang kecil untuk dibawanya pulang.
Ketika sampai dirumah, ia memberikan selendang tersebut kepada ibu tirinya, kemudian bawang putih membelah labu tersebut. Bawang Putih terkejut melihat ternyata labu tersebut berisi emas dan permata. Ibu tiri dan Bawang merah terkejut dan iri kepada bawang putih. Kemudian mereka memaksa bawang Putih menceritakan dari mana dia mendapatkan labu itu. karena mereka tamak, Ibunya tetap memarahinya karena ia memilih labu yang kecil. Ibu tirinya menyuruh bawang merah untuk melakukan hal yang sama dengan bawang putih. Dimulai dari menghanyutkan selendang ke sungai dan menginap di rumah nenek tua itu. Namun, Bawang merah sangat malas, dia tidak pernah membantu nenek itu. Ketika ia hendak pulang, ia meminta labu kepada nenek itu. Nenek itu memberikannya kemudian bawang merah memilih labu yang paling besar dan pulang kerumah.
Setelah sampai rumah, ibunya gembira melihat bawang merah membawa labu yang besar, “pasti emas dan perhiasan di labu ini lebih banyak dari pada milik bawang putih” ibunya tertawa gembira. Namun, setelah dibelah, ia kaget ternyata bukanlah emas yang ada di dalam labu itu melainkan ular dan serangga beracun. Mereka berdua berlari ketakutan. Akhirnya mereka menyadari perbuatannya dan meminta maaf kepada bawang putih karena telah berbuat yang tidak baik kepadanya. Bawang Putih yang baik hati pun memaafkan mereka berdua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar